Rabu, 18 Agustus 2010

volimania ..

Dari sebuah dukuh di Bantul, dunia bola voli Indonesia diwarnai oleh kiprah sekelompok pemuda yang berusaha memanfaatkan sarana yang ada untuk ikut berperan menjadi agen pengembangan bola voli Indonesia. Ini adalah fakta bahwa pengembangan bola voli Indonesia tidak terbatas pada pihak-pihak yang secara resmi menjadi penanggung jawab perkembangan bola voli di Indonesia. Adalah Herdi Prastowo, warga Sabdodadi, Bantul yang secara bertahap terlibat sebagai koordinator volimania yang tergabung dalam Klub Amarta dalam penyelenggaraan turnamen bola voli lokal. Turnamen Bantul Bangkit Cup yang bertujuan memberikan hiburan bagi warga Bantul pasca bencana gempa bumi Mei 2006 silam, menjadi titik awal sekaligus menjadi keberhasilan pertama yang membuat PBVSI Bantul mulai memperhitungkan Amarta sebagai penyelenggara turnamen lokal. Tercatat sejak 2006, Sari Husada Cup II 2008 yang sedang berlangsung saat ini adalah turnamen keempat setelah Turnamen Antar Klub Se-Kabupaten tahun 2007 dan Kejuaran Junior tahun 2008.  Dalam skala lokal, penyelenggaraan turnamen-turnamen ini sangat menarik, mengingat keterbatasan sarana yang ada. Herdi menyatakan bahwa sedari awal, ia hanya berusaha menciptakan kegiatan untuk mengisi waktu luang dan alasan untuk memilih bola voli sebagai kegiatan adalah karena olahraga ini telah memiliki banyak peminat di daerah mereka.  Herdi yang sehari-hari berprofesi sebagai petani jagung mengaku bahwa ia tidak bisa bermain voli, namun kecintaannya terhadap voli mulai menggerakkannya untuk mencari lahan tempat latihan dengan cara menyewa lahan milik warga yang tidak digunakan. ”Selain untuk sarana latihan warga, niat saya juga supaya lingkungan menjadi bersih. Setelah bergotong royong, jadi lah lapangan sederhana ini. Sekarang dalam seminggu, kami manfaatkan tiga hari dan hari lain digunakan oleh klub lain untuk latihan”, ujarnya.  Selain keterbatasan sarana latihan, dana juga menjadi benturan bagi Herdi, hingga tak jarang ia harus merogoh kocek pribadi untuk keperluan turnamen. Menurutnya, dana yang diperoleh dari sponsor sering sudah tandas bahkan sebelum turnamen dimulai. ”Kalau nomboki ya sudah biasa, diantaranya untuk bayar transport klub, karena kami mengundang mereka untuk bertanding dalam turnamen yang kami buat.”, ujarnya.  Seperti halnya dengan volimania yang lain, Herdi memiliki mimpi suatu saat kualitas bola voli Indonesia akan terus meningkat. ”Saya punya mimpi, memiliki sebuah klub, kecil-kecilan dulu, membuat turnamen-turnamen untuk terus menggali potensi pemain”, ungkapnya.  Mimpi ini tidak lagi jadi sekedar mimpi, walaupun kecil, Herdi telah membuat langkah. Langkah pasti dari Sabdodadi, untuk voli Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar